Garut – JejakInformasiJabar.com
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mekar Maju Desa Salakuray, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung program ketahanan pangan desa melalui kegiatan budidaya ayam petelur. Program ini bukan hanya memperkuat ketersediaan pangan lokal, tetapi juga membuka peluang kerja bagi warga sekitar. Minggu (12/10/2025).

Ketua BUMDes Salakuray, Rinto Handiana (46), menjelaskan bahwa pada tahun anggaran 2025 pihaknya menerima alokasi dana sebesar Rp225 juta yang difokuskan untuk pengembangan usaha ayam petelur.
“Pelaksanaan program ini dilakukan dengan sistem swakelola, di mana pengurusan ayam diserahkan langsung kepada masyarakat di lokasi kegiatan,” ungkapnya.

Menurut Rinto, program tersebut telah memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Selain menyerap tenaga kerja, warga kini dapat membeli telur dengan harga lebih murah dari pasaran.
“Dengan adanya program ini, masyarakat bisa membeli telur dengan harga di bawah pasar. Ini sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan pangan harian,” ujarnya.
Dalam pelaksanaannya, seluruh unsur desa turut berperan aktif, mulai dari pemerintah desa, BPD, pendamping desa, hingga pendamping kecamatan. Rinto juga menyebutkan adanya tantangan yang dihadapi, terutama soal harga pakan ayam yang terus meningkat.
“Untuk mengatasi kendala harga pakan yang tinggi, kami membuat pakan sendiri dengan bahan baku jagung yang diperoleh langsung dari petani,” tambahnya.
Rinto berharap program ketahanan pangan yang dijalankan BUMDes Mekar Maju dapat terus berkembang dan menjadi contoh bagi desa lain.
“Harapan kami, kegiatan ini bisa terus berlanjut dan memberikan dampak positif bagi peningkatan pendapatan desa serta kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Salakuray, Ahmad Zaeni (56), memberikan apresiasi atas keberhasilan BUMDes dalam menggerakkan ekonomi masyarakat melalui sektor peternakan.
“Alhamdulillah, progres perkembangannya positif. Program ini sangat bermanfaat karena mampu menyerap tenaga kerja serta menyediakan telur dengan harga yang lebih murah dan segar,” ucapnya.
Zaeni berharap ke depan hasil dari penjualan telur dapat digunakan untuk memperluas usaha, dengan menambah jumlah ayam petelur agar dampaknya semakin besar bagi masyarakat.
“Semoga ke depannya BUMDes dapat terus menambah populasi ayam agar usahanya makin berkembang dan mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak,” tutupnya.
Salah satu warga setempat, Iman (52), mengaku sangat merasakan manfaat dari adanya program budidaya ayam petelur ini.
“Sekarang kami bisa beli telur dengan harga lebih murah dan segar langsung dari BUMDes. Selain itu, beberapa warga juga dapat pekerjaan dari usaha ini. Program seperti ini sangat membantu masyarakat kecil seperti kami,” katanya dengan nada positif.
Program ketahanan pangan yang dijalankan BUMDes Salakuray menjadi bukti nyata sinergi antara pemerintah desa, lembaga desa, dan masyarakat dalam membangun kemandirian ekonomi sekaligus memperkuat ketahanan pangan di tingkat lokal.
(F. BOY)