BUMDes Arafah Desa Cintamanik Dorong Ketahanan Pangan dan Kemandirian Ekonomi Warga

BUMDes Arafah Desa Cintamanik Dorong Ketahanan Pangan dan Kemandirian Ekonomi Warga

Garut – potretinformasi.news, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Arafah Desa Cintamanik, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Garut, terus menunjukkan kiprah positifnya dalam mendukung program ketahanan pangan desa. Melalui berbagai unit usaha produktif, BUMDes ini menjadi motor penggerak ekonomi lokal sekaligus memperkuat kemandirian masyarakat. Minggu (12/10/2025)

1000028547.jpg

BUMDes Arafah berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021 tentang BUMDes, serta Permendesa PDTT Nomor 3 Tahun 2021. Sejak resmi beroperasi, lembaga ini berkomitmen menjalankan usaha yang berdampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat desa.

Ketua BUMDes Arafah, Imam Badru Zaman (27), menjelaskan bahwa pada tahun 2025 BUMDes mengelola anggaran program ketahanan pangan sebesar Rp199.861.000, yang terbagi dalam dua tahap — Rp119.917.000 pada tahap pertama dan Rp79.944.000 pada tahap kedua.

1000028541.jpg

“Kami menjalankan tiga kegiatan utama, yaitu peternakan ayam petelur, penyediaan sembako murah, serta budidaya ikan air tawar seperti lele dan nila. Tujuannya agar masyarakat memiliki akses terhadap sumber pangan yang terjangkau dan bergizi,” ujar Imam.

 

Dalam pelaksanaannya, program ketahanan pangan dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan pemerintah desa, masyarakat, dan pihak terkait lainnya. Dimulai dari perencanaan melalui musyawarah desa, pelaksanaan oleh unit usaha, hingga evaluasi bersama.

Menurut Imam, masyarakat berperan aktif sebagai tenaga kerja, mitra usaha, dan penerima manfaat langsung. Dari kegiatan ini, masyarakat merasakan berbagai dampak positif seperti meningkatnya ketersediaan pangan, terciptanya lapangan kerja, serta bertambahnya Pendapatan Asli Desa (PADes).

Salah satu warga, Enjang Saepudin (49), mengaku sangat merasakan manfaat program ketahanan pangan yang dijalankan BUMDes Arafah.

 “Sekarang kebutuhan telur dan ikan di kampung lebih mudah didapat, harganya juga terjangkau. Banyak warga ikut kerja di usaha ayam petelur, jadi selain membantu ekonomi keluarga juga menambah pengalaman,” ungkap Deni dengan penuh semangat.

Ia menilai kehadiran BUMDes tidak hanya meningkatkan kesejahteraan, tetapi juga menumbuhkan rasa kebersamaan dan semangat gotong royong antarwarga.

“Kami jadi lebih sadar pentingnya kemandirian pangan. BUMDes ini bukti kalau masyarakat desa bisa maju kalau dikelola bersama,” tambahnya.

“Program ini bukan hanya soal produksi, tapi juga kesadaran bersama akan pentingnya kemandirian pangan lokal,” jelas Imam kembali menegaskan.

Meski begitu, perjalanan program ini tidak lepas dari sejumlah tantangan. Di antaranya keterbatasan modal, pengetahuan teknis, dan fluktuasi harga pasar. Namun, pihak BUMDes terus mencari solusi melalui pelatihan, pendampingan teknis dari dinas terkait, serta memperluas jaringan pemasaran.

“Kami berharap pemerintah desa dan dinas tetap memberikan dukungan serta masyarakat semakin terlibat aktif. BUMDes Arafah ingin menjadi contoh pengelolaan usaha pangan yang mandiri dan profesional,” ungkap Imam.

Kepala Desa Cintamanik, Cecep Supriyadi (42), turut mengapresiasi langkah BUMDes Arafah yang telah menjalankan program ketahanan pangan dengan baik.

 “BUMDes Arafah adalah kebanggaan kami. Program ayam petelur, sembako, dan budidaya ikan terbukti membantu masyarakat memenuhi kebutuhan pangan dan membuka lapangan kerja baru,” kata Cecep.

Ia menambahkan, pemerintah desa akan terus memberikan pembinaan serta dukungan kebijakan agar BUMDes dapat berkembang secara berkelanjutan.

 “Kami berharap penguatan manajemen, inovasi produk, dan pelibatan masyarakat terus ditingkatkan agar manfaatnya semakin luas,” tutupnya.

Dengan semangat kebersamaan dan dukungan lintas pihak, BUMDes Arafah Desa Cintamanik menjadi salah satu contoh nyata bagaimana potensi desa bisa tumbuh menjadi kekuatan ekonomi lokal yang berdaya dan mandiri. 

( F.BOY )